Translate

Selasa, 06 Oktober 2020

MEI (Terlahirnya Sang Pena Keajaiban)

 

MEI

(Terlahirnya Sang Pena Keajaiban)

 

Terlahirnya sang pena keajaiban. Sebuah sebutan untuk dia yang selalu sabar dalam menunggu sebuah penantian, bagaimana bisa kamu setabah ini? Memilih pura-pura tak mengetahui segalanya. Apa yang sebenarnya engkau harapkan darinya? "TIDAK ADA". Tegas jawabnya. Katanya level tertinggi dalam mencintai seseorang adalah mencintai tanpa harap. Mereka hanya bertugas untuk mencintai dan selebihnya biar semesta saja yang bekerja. Baik buruknya jalan yang akan dihadapi nantinya itu urusan Tuhan, kita hanya menjalankan. Bukankah Tuhan juga yang tahu persis kebahagiaan mana yang baik untuk kita. Lalu kenapa kita mesti ragu akan ketetapan-NYA?




Mei, rasanya seperti saya terlahir kembali. Seketika sapa indah itu perlahan mulai datang. Ia begitu indah, sangat indah. Naluriku terus saja bergerak mengingatnya, mengingat setiap bagian yang melekat dalam raganya. Bagimana bisa kamu melakukannya? Setiap hal yang terjadi dalam perjalananku kali ini, hanya kamu yang terbawa. Apa mungkin kamu ini nyata? Atau hanya ilusi yang ku cipta? Perlahan mata ini terpejam, memikirkan apa yang sebenarnya semesta rencanakan.

Kemarilah, bawa saya pergi kemana jawaban ini kan terjadi. Temukan saya dalam kebahagiaan yang abadi. Kemarilah, tarik saya menuju cakrawala bumi ini. Tatkala keindahan ini kan muncul setiap hari. Saya terus saja mencari, mencari jawaban-jawaban yang kian mengelabuhi batin ini.

Bisikan aku pada setiap perkataanmu. Agar aku tahu jalan untuk berlabu, Hahahahahah...... Itu saja yang saya tahu tentangmu, saya juga tidak mengerti bagaimana kamu bisa sejauh ini. Setiap jalan yang ku lalui, memberi arti kenangan tersendiri mengenai sosok tentangmu. Garis pipi ini mulai melebar, memberikan isyarat padamu, betapa bahagia ini selalu merangkulku setiap kali jemari ini bergerak lembut menuliskan aliterasi terhadapmu.

Tik.......tik....tik.....tikkkk...... suara ini terus saja mengema. Bukan hujan ataupun itik. Namun suara mesin yang selama ini memberikan saya banyak ingatan yang mungkin saja kan pergi. Iya benar, mesin elektronikku ini berguna sekali, ia menyimpan banyak memori-memori otak yang kadang tak sempat ku ingat. Kadang saya pun binggung harus menceritakan hal apa lagi untuk membuat sebuah kenangan manis yang pernah terjalin, menuliskan kisah sejarah bertemunya ‘Insan Tuhan’  dengan ‘Sang Pena Keajaiban’.

 



Saya tidak pernah mengira sebelumnya bahwa semesta menuntun saya menuju perasaan sedalam ini. Begitu dalamnya hingga saya terbawa pada negeri yang mengajarkan arti penderitaan dan kekecewaan diri. Mereka mengajariku banyak hal tentang kehidupan. Bukan soal orang lain, namun tetang diri sendiri. Iya, diri saya. Begitu hebatnya diri kamu melewati semuanya sendiri, apa kamu tidak sadar? Berapa jurang penderitaan yang berhasil terkalahkan? Masih saja kamu anggap lemah? Bodoh!!!!!!! Pandang sekali lagi cermin itu, siapa yang selalu berdiri tegak disampingmu? Siapa yang tidak pernah meninggalkanmu? Siapa yang selalu berusaha memperbaiki hati disaat kekacauan emosi terjadi? “Ruhmu”. Milik siapa itu? “Tuhanmu”..... Diberikan untuk siapa? “Untukmu”. Benar kamu diberi kendali penuh untuk itu. Sadarlah betapa baiknya Tuhan memerikan kendali itu, namun apa yang kau lakukan? “Dengan mudahnya rasa menyerah itu kau junjung tinggi-tinggi, menyalahkan keadaan yang terjadi.”

Berterima kasihlah, mungkin itu kata yang paling sempurna dari saya, pun untuk saya. Karena bagaimanapun tak ada yang lebih baik selain menerima keadaan diri apapun yang terjadi. Pesanku untukmu, temukanlah orang yang benar-benar membuatmu bahagia dalam menjalani hidup kedepannya. Bukan sosok yang sempurna, namun yang bisa menjadikan ketidaksempurnaan menjadi hal yang kau suka. Bukan karena perintah, namun karena tuntunan perasaan dan hati. Dan ingat, saat kamu kecewa jangan pernah menyalahkan orang lain untuk itu, cobalah melihat diri. Mungkin saja kesalahan itu ada padamu, mungkin saja kecewa itu terbentuk karena harapan tertinggimu. Maka hiburlah dirimu, menangislah jika itu membuatmu tenang, berteriaklah jika itu melepaskan beban, dan berlarilah jika itu membantumu menemukan jalan keikhlasan. Itu jauh lebih mulia, dibandingkan sibuk mencari kesalahan lain disekitar. Semangatttt.... kamu kuat, kamu hebat.




Untuk insan Tuhan yang sedang merayakan kebahagiaan, untuk waktu dimana kehadiran itu berasal, terima kasih. Hari ini aku menuliskan beberapa hal yang membuat detak dalam diriku tak ingin berhenti bergejolak. Entahlah namun setiap kehadiran yang kau buat membuat nafas ini seolah-olah diajak berlomba lari, udara dalam paru-paruku  seketika menerima sinyal, tubuhku merespon dengan sigap sepertinya benar nafas ini sedikit terengah-engah. Dadaku rasanya ingin meletup tanpa sebab. Reaksi apa ini? Mengapa datang secepat ini? Aku tak mengerti, mengapa perasaan ini makin tumbuh dan menyemi. Sebenarnya pupuk apa yang kau berikan? Mengapa terus saja memekarkan bunga kesenangan. Jangan-jangan kamulah kebahagiaan tanpa alasan. Sebab seseorang yang menjadi prioritas tidak akan pernah meminta alasan.

***

Sore untuk kemilau

Sinarmu selalu menampakkan diri

Setiap kali hadir ini kutemui,

Terima kasih untuk setiap detik kehidupan,

Hadirmu selalu memberi warna tersendiri,

Membuat rinduku terasa nyata menghampiri

 

Selasa, 5 Mei 2020

A.R

Berada pada tempat dimana rindu itu menemui majikannyaJ

 

Hmmmmm......

Sedikit bercerita mengenai isi puisi “Insan Tuhan”. Puisi tersebut tercipta berkat ‘Insan Tuhan’ yang selama ini menjadi inspirator bagi saya sendiri. Iya, dia sedang merayakan hari baik. Hari dimana berpuluh-puluh tahun yang lalu ia dilahirkan. Hari yang semua orang selalu nantikan. Hari dimana lantunan do’a begitu deras terlontarkan. Namun dihari itu pula saya tidak mampu memberinya sebuah ucapan kebahagiaan. Bukan karena tak mau, hanya saja situasi saat itu berubah. Ingin, namun tak mampu. Dari sanalah puisi ini ada, diciptakan dengan begitu banyak balutan rasa. Dari cerita-ceritanya, dari keluh-kesah hatinya, dari kesakitan yang pernah dirasa, terlantunlah sepucuk do’a dan harapan penulis untuknya. Pesannya “Dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun keadaannya sekarang, tetap jaga kesehatan” semangat. Untuk kamu yang jauh disana.

Kamis, 01 Oktober 2020

PUISI SEMU

 

TAK ADA SEMU

 

Seperti biasanya,

Dewata masih saja cerah

Menghadirkan jejak semu tentangmu

Seperti anyaman yang rancu

Imajinasiku menghadirkanmu

Menyempurnakan bagianku

 

            Tarian ombak menarikku

            Mengarahkan intuisi padamu

            Bersama kita nikmati hangatnya senja

            Kau berbisik “Aku itu semu, bagaimana bisa membahagiakanmu?”

 

Bagiku ini angin dan perahu

Saling melintas bersama dalam ruang rencana

Salah satu terlihat semu

Namun berjalan dalam satu

Tanpa angin, tak ada gerakan pada perahu

 

            Memang tak terlihat

            Namun menuntun kesuatu jalan

            Memang tak tersentuh

            Namun Mengarahkan tempat tujuan

 

Jum’at, 26 Juni 2020

A.R

Sabtu, 26 September 2020

PERTEMUAN (BAGIAN II)


PERTEMUAN

 

 

Teruntuk kamu yang masih dirahasikan,

Semoga Allah segera mempertemukan,

Menunggumu dalam diam

Membuatku tahu arti dari sebuah kesabaran

Apa disana kamu pernah berfikir tentangku?

Tentang orang yang kamupun juga tak tahu?

 

Kudus, 11 Mei 2019

A.R

 

Awalnya aku tak begitu peduli tentang bagaimana rencana hidup kedepan. Jujur aku sendiri takut dengan diriku sendiri, bukan dengan orang lain yang bisa membuatku sakit. Justru rasa sakit yang dirasa dalam diri kita sepenuhnya terjadi karena diri kita sendiri. Alasan mengapa kita terlalu menaruh harapan untuk orang lain? Hal tersebut tak seharusnya dilakukan.

Pembodohan terhadap diri sendiri sering kali dialami seseorang hanya untuk merasakan kebahagiaan yang justru dipaksakan dengan ego yang begitu besar. Karena ketika ego yang dikedepankan, semuanya menjadi benar. Hal-hal yang seharusnya tak dilakukan berubah menjadi petaka kenikmatan sesaat.

Inilah fakta yang sering kutemui. Banyak diantara mereka yang menyalahkan pasangan mereka setelah tak ada lagi hubungan yang terjalin antar keduanya. Mencari kesalahan satu sama lain, tanpa memperdulikan kesalahan mereka sendiri. Dianggapnya semua benar, tak ada yang salah. Menyalahkan takdir yang mempertemukan, menyalahkan Tuhan yang menyatukan.

Apakah itu benar? Tak sepantasnya menyalahkan semua yang telah terjadi. “Hidup itu rumit, untuk itu temukanlah cara sederhana untuk menjalaninya”.

Dari situlah aku merasa untuk tak terlalu memikirkan seseorang dalam hidupku. Karena ketakutan bisa menjebak diriku dalam kegelisahan. Tidak ada salahnya menaruh rasa,  namun ada batasan-batasan yang tetap harus dijaga.

Seperti halnya saat ini, saat dimana perasaan membuatku binggung tentang apa sebenarnya yang telah terjadi. “Jatuh hati terhadapmu”, itu selalu membinggungkanku. Mengapa Tuhan menghadirkanmu? Menitipkan perasaan ini padaku? Aku selalu berusaha untuk mengabaikannya, mengingat prinsip yang telah kubuat sebelumnya untuk tak terlalu dalam menyimpan rasa. Namun tak semudah itu, aku terus mengingatnya, bahkan hatiku terkadang hancur ketika diabaikan olehnya. Awalnya dirimu begitu manis, hingga akhirnya sekat itu muncul dan menjauhkan segalanya.

 

Tentang Rasa

Untuk apa diciptakan rasa, bila kehadirannya hanya membuat luka?

Banyak orang yang membicarakan tentang kebahagiaan yang tumbuh karena rasa cinta.

Jika tidak, mungkin kamu  menaruhnya ditempat yang salah.

Kalau memang salah, untuk apa kata itu dibuat?

Mengapa perasaan selalu bergejolak?

Entahlah.....

Seakan mencintai seseorang adalah keselahan, ketakutan, rasa sepi dan sesak dihati.

Mungkin karena aku sendiri tak au tersakiti dan kembali salah menitipkan hati.

Benar.

Sikapku terlalu berlebihan

Namun setiap aku menitipkan rasa,

Hanya lara yang terasa.

Terkadang aku selalu berfikir,

Kesalahan apa yang kuperbuat dimasa lalu

Hingga seseorang enggan menetap bersamaku,

Membangun kebahagiaan bersama,

Dengan banyak cerita didalamnya.

 

Kudus, 5 September 2019

A.R

 

Aku diombang-ambing kegelisahan karenamu. Benar, manusia mudah sekali berubah. Begitupun denganmu. Situasi ini membuatku tak nyaman.

Walaupun dari awal tak ada ikatan, namun sikapmu membuatku salah paham. Kau terlalu manis dalam bersikap.

Sebelumya hidupku berjalan seperti hari-hari sebelumnya. Hingga Tuhan mempertemukanmu, orang yang tak pernah ku sangka akan menjadi labuhan hatiku.

Kita dekat karena keadaan, keadaan yang membawa perubahan besar dalam diriku. Kau menceritakan keluh-kesah hidupmu, entah itu keluarga, lingkungan sekitar, bahkan kejadian-kejadian yang kau alami saat itu.

Senin, 13 April 2020

CERITA SEPTEMBERKU



Namaku Kemilau sering juga disebut A.R, disini aku menuliskan beberapa rangkaian kata yang selalu datang dan menemaniku setiap hati ini tak merasa nyaman. 
Entah dari mana kata itu muncul, dan tercipta. Yang jelas setiap kali aku memikirkan dia.
Ia, dia..... Dia yang sering kali membuatku bahagia, yang membuat hati berdegup setiap melihatnya, yang membuat garis pipi melengkung indah saat memikirkannya.Bagiku dia adalah kebahagiaan yang muncul tanpa disengaja. Pemberi warna dalam setiap langkah kehidupanku sebelumnya. Ya begitulah dia.... Kemilauku

Oh ya, sebelum blog ini ku buat, aku pernah membuat satu blog lagi yang berisi tentang dia... Aku mengirim link itu untuknya, tapi sekalipun tak ada sinyal dari dia. Hmmmmmmmmmmm...... 
Aku Hanya Ingin Tahu
Jika kau membacanya, beri tahu aku. Karena aku hanya ingin tahu saja, kau baca atau tidak link yang bu beri itu, sudah itu saja bukan untuk membuatmu terbebani dengan rasa yang ku miliki. Kalaupun kau tak suka, tak apa. Karena itu hakmu dan aku tak berhak merenggutnya darimu. Dan kalaupun aku suka apa salahnya? Itu hakku, dan kau pun tak bisa melarangnya. Jangan takut, aku tak akan memaksamu. Karena patah hati karenamu itu reaksiku, aku bisa mengontrolnya, untuk itu aku memilih  untuk tidak akan melakukannya. Karena untuk hal-hal yang bisa kukontrol aku fokus pada usaha dan hasil, sedangkan untuk hal-hal yang tak bisa kukontrol aku fokus dengan usaha dan untuk membiarkan hasil berjalan sesuai lintasan takdirnya.
Semoga harimu selalu menyenangkan. 
Salam dariku 
A.R

KESEIMBANGAN

Diam memang emas, tapi dalam situasi berbeda 
tak bisa menyelesaikan apa-apa..
Kata orang lebih baik jujur, 
tapi saat kata itu terucap
Seakan seharusnya itu tak perlu untuk dikeluarkan.

A.R



TENTANG RASA

Untuk apa diciptakan rasa, bila kehadirannya hanya membuat luka?
Banyak orang selalu membicarakan tentang kebahagiaan yang tumbuh karena rasa cinta.
Jika tidak, mungkin kamu menaruhnya ditempat yang salah.
Kalau memang salah, untuk apa kata itu dibuat?
Mengapa perasaan selalu bergejolak?
Entahlah.......
Seakan mencintai seseorang adalah kesalahan, ketakutan, rasa sepi dan sesak dihati.
Mungkin karena aku sendiri tak mau tersakiti dan kembali salah menitipkan hati.
Benar sikapku terlalu berlebihan, tapi setiap aku menaruh rasa, hanya lara yang terasa.
Kadang aku selalu berfikir,
Kesalahan apa yang kuperbuat dimasa lalu, 
hingga seseorang enggan menetap bersamaku, 
membangun kebahagiaan bersama
dengan banyak cerita didalamnya

A.R



SEPASANG

Awalnya ingin mengisi kekosongan ayunan ini bersamamu,
tapi sepertinya takdir merubahnya.
Semesta kembali tak ingin berdamai,
Terus menjauh menapaki jalannya sendiri.

A.R




Bukankah persatuan bermula dari perbedaan..
Lantas mengapa sekarang yang berbeda harus berpisah dan renggang?
Padahal tanpa perbedaan, rasa satu itu mungkin tak akan pernah tercipta?
Kalau semua sama,
Apa mungkin akan ada pemahaman mengenai hal yang bertentangan?

A.R


PATAH

Dan akupun menyerah...
Kemilauku semakin menjauh
Pergi bersama kenyamanan yang lain.

Sekali lagi dipatahkan..
Tanpa pernah ada sandaran,
Lalu siapa yang disalahkan?

Cerita bahagia tanpa kepastian,
Bukankah dirimu sendiri yang ciptakan?
Lalu untuk apa merasa menjadi korban?

A.R







Rabu, 26 Februari 2020

KEMILAU (BAGIAN I)


TENTANG KEMILAUKU

Aku tidak tahu harus memulai cerita ini dari mana, bisa dibilang ini pengalaman pribadiku mengenai seseorang yang pernah mengisi kekosongan dihati. Bagaimana aku bisa tak menaruh rasa terhadapnya? Ya bisa dibilang sifatnya denganku hampir ada kemiripan. Tapi itu menurutku, karena setiap obrolan yang terucap selalu saja sependapat. Ya begitulah hamba bila sedang dilanda jatuh cinta.. hahahah, semuanya dianggapnya sama. Banyak sekali hal dan waktu yang ku lewati bersamanya, ya karena kita bekerja ditempat yang sama jadi tak heran kalau aku dekat dengannya. Hampir separuh hari yang kujalani ya ketemunnya dengan dia lagi, dia lagi.... 
Aku tak tahu kapan pastinya rasa ini muncul, ya karena tiba-tiba saja ada. Sepertinya sih diwaktu itu, waktu dimana genggaman pertama itu tercipta, waktu dimana suasana senja menyapa menemani langkah beriringan kita. 
April...... Dibulan itulah sepertinya aku mulai tertarik padamu, tepatnya pada sore itu hatiku terasa berbeda, ada sesuatu hal yang membuatku takut. Akupun tak mengerti ketakutan apa ini? Mengapa ada rasa takut dalam hatiku? Seketika akupun berucap padamu “Aku takut....!!!!”. Ditemani deburan ombak laut yang terus menyentuh lembut langkah demi langkah kaki, suara itu membisik ditelingaku “Takut kenapa? Ada yang salah..?”. Jawabku dengan rasa binggug hanya berkata “Tidak Ada, aku takut saja”. Lalu suara itupun menjawab dengan lemut “Sudah, tidak usah takut”. Aku hanya tersenyum sembari terus berjalan menikmati suasana pulau pasir dengan kepergian cahaya setelahnya, suasana yang sebenarnya dingin tetapi terasa hangat karena terlewati bersamanya. Mungkin diawal itulah aku mulai menaruh rasa, mungkin juga ketakutan yang ku maksut pada waktu itu adalah ketakutan bila aku jatuh hati padanya. Entahlah tapi semakin aku memikirkannya hatiku merasakan sesuatu yang manis muncul didalamnya.

Sesekali saat mengisi waktu luang aku selalu menuliskan beberapa hal yang berkaitan denganmu..... Ya karena inspirasi menulisku kebanyakan adalah tentang dirimu, setiap kata yang keluar dari pembicaraan yang ada sebelumnya dan ku anggap mengganjal dalam jiwa sering kali selalu aku tuliskan agar aku tak melupakannya. Ya karena akupun bukan penulis atau seniman yang pandai merangkai sejuta kata dengan unsur indah didalamnya, saat menulis aku kadang tak bisa meneruskan apa kelanjutan kata perkata yang sekirannya membuatnya lebih manis untuk dibaca. Untuk itu aku hanya menulis dibeberapa kertas kecil atau dihandphone, hanya menuliskan beberapa kalimat saja sekiranya agar tak cepat untuk dilupa. Nantinya kalaupun sedang ingin menulis biasannya aku merangkainnya lagi menjadi satu, ya agar lebih ada kesan saja. Hehehe.... karena dibilang bagus juga masih banyak kekurangan, ya karena masih belajar, keinginanku dulunya sih jadi penulis novel mungkin karena sering baca novel juga, sayangnya ya kalau disuruh buat cerpen selalu lola (loading lama) lah waktu lulus SMA ndak tahu tiba-tiba seneng banget nulis kata-kata, jelek sih tapi tak apalah yang penting aku suka, kan apapun yang membuat diri kita bahagia ya jalani aja selagi tak merugikan. Sampai sekarangpun setelah nulis juga kadang heran sendiri apa iya ini aku yang buat. Ya karena rasanya aneh pengen ketawa sendiri, dulunya buat cerpen dan puisi aja ndak bisa dan tiba-tiba punya hobi kayak gini, dari mana ini munculnya? Entahlah.......
Disini aku mau nunjukin salah satu tulisanku yang menceritakan mengenai ciri-ciri yang menggambarkan tentang DIA. Dia siapa? Ya dia yang sedang setia berada dalam hati, dirimu adalah “KEMILAU” yang selalu ada setiap langkahku tersesat dikebinggungan. Disini aku menceritakan sesuatu mengenai hal yang melekat dalam dirimu. 

KEMILAU
Bagai mentari yang tak pernah meninggalkan pagi, Begitupun dia.
Orang yang selalu menampakkan kerutan manis dipipinya
Yang membuatku mudah untuk melabuhkan rasa.
Beralis tebal dengan bulu lentik, 
Memperindah sinar yang terpancar dari mata.
Tak heran banyal wanita mendambakannya,
Biarpun begitu, 
Tak membuatku mudah untuk mematahkan rasa terhadapnya.
Seorang penakluk alam yang selalu penasaran dengan ganasnya hutan.
Dihadapan banyak orang, selalu menebarkan kemilau kehangatan.
Semua hanya untuk sekedar menutupi kegelapan hidup diatas cahaya harapan.
Dari kemilau itulah aku belajar arti bersyukur untuk setiap perjalanan.
Itulah dia... kemilauku 
Semangat juangku 

Demak, 12 Agustus 2019
A.R

Ya begitulah dia, tulisan itu kutulis setelah banyak waktu yang kujalani bersamanya. Mendengar keluh kesah kehidupannya, susah senang perjuangannya. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Dia tampak kuat diluar namun begitu rapuh didalam, salah satu hal yang dia ceritakan padaku membuatku tak bisa berkata apa-apa. Tepat dihari Minggu 14 Juli 2019 aku menyaksikan mata itu terlihat berkaca-kaca penuh dengan kekecewaan, beban, rasa sakit, dan dendam yang tak bisa diapa-apakan. Hari itu setelah pulang kerja aku selalu pulang bersamanya, ya karena kita berdua anak kos, dan kosnya denganku pun jaraknya tak terlalu jauh. Akupun sedikit lupa awalnya bagaimana karena seingatku dia dulu main dulu kekosk ya sekedar ngopi gitu, ceritanya saat dia sebenarnya mau pulang tapi mendadak berhenti didepan teras kos. Sedikit terdiam, diatas motor yang biasa ia tumpangi. Tiba-tiba keluarlah cerita panjang yang sebelumnya tak pernah kubayangkan. Alasan aku bisa ingat cerita ini? Karena aku orangnya pelupa untuk itu aku menulisnya dalam sebuah buku yang bisa disebut sebagai diary yang isinya;
“Malam ini aku belajar darimu, tentang pentingnya cara mensyukuri hidup bagaimanapun keadaannya. Aku tak ingin lupa, untuk itu aku menulisnya. Kira-kira pukul 10 malam aku melihat mata itu. Mata yang tampak selalu indah dengan banyak kebahagiaan tanpa pernah ada beban, dimalam ini seketika berubah. Berwarna merah dan penuh dengan kesedihan.
Aku tak pernah mengira sebelumnya kau akan menceritakan beban hidup yang menurutku adalah rahasia besar yang ada didalamnya, betapa berat masalah hidupmu dengan usiamu yang dibilang seharusnya tak mengalami semua itu. Akupun tak bisa membayangkan bagaimana jika hal seperti itu menimpa diriku. Apakah aku masih bisa tetap tertawa sepertimu? Entahlah...
Awalnya aku selalu mengangggap kau menyimpan begitu banyak kebahagiaan, tapi ternyata aku salah. Kau terlalu pandai berbohong, selalu menyimpan duka dan kesedihanmu sendiri. Sampai-sampai hujanpun turun. Tapi hujan kali ini berbeda, hujan iu membuatku sakit, ingin sekali aku menyingkirkan keberadaannya, hujan kali ini bukan berasal dari langit namun dari mata itu. Walau kau mengelak akupun tahu karena dikondisi seperti ini aku tak suka, karena aku tak berguna untuk apapun. Lalu apa yang harus ku perbuat? Melihat orang yang begitu aku kagumi yang selalu memberikan rasa nyaman, pelindung ketika diriku mengalami kesusahan. Hari itu tiba-tiba jatuh rapuh tanpa ada lagi rasa bahagia, aku melihat mata itu. Mata yang menjelaskan bahwa hatimu tak sedang baik-baik saja, yang sebenarnya tak sanggung menanggung semaunya sendiri. Sesekali suara itu terdengar, dengan nada yang tak begitu baik kau berucap “hidup ini, kenapa harus dibeda-bedakan?”.
Aku tak bisa berkata apa-apa, yang ku lakukan saat itu hanya bisa menepuk bahumu. Ya maksutku hanya agar bisa menenagkan dirimu. Aku tak tega melihatmu menangis, ya pasti semua wanita akan melakukan hal yang sama ketika melihat orang yang begitu dikaguminya sedang berada dititik terendah yang tak pernah  terbayangkan sebelumnya, dia begitu tertutup dengan lingkungannya tak pernah mengeluhkan hal-hal yang menganjal, dan penuh dengan beban. Aku merasa beruntung, Tuhan memberikan rasa ini terhadapku. Rasa yang membuat hati selalu riang tak karuan, rasa yang membuatku banyak menyita waktu dengan otak, ya hanya untuk memikirkan hal-hal kecil tentangnya. Tapi dari cerita-cerita itu aku semakin yakin kalau aku tak salah mengagumi dirimu,  kemilau yang memiliki hati besar yang terus tegar dengan segala persoalan. Oh iya aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepadamu, terima kasih telah mempercayaiku untuk mendengarkan lara hatimu, lara yang tak kau tunjukan pada siapapun, lara yang selalu ditutupi dengan begitu banyak senyum kebahagiaan. Aku tak tahu lagi yang jelas aku sangat beruntung bertemu denganmu, bertemu dengan orang yang mengajarkanku banyak sekali arti dari kehidupan dan rasa syukur. Bagaimanapun nantinya kamu terhadapku, itu bukan masalah bagiku. Intinya aku hanya meminta kepada Tuhan semoga dirimu selalu diberikan kebahagiaan yang tak pernah ada ujungnya, sehingga kau akan lupa tentang apaitu luka dan derita. Aminnnnn........”
Pesan pendekmu untukku saat malam itu “Tetap mensyukuri hidup, kadang putus asa ada tapi kita kembalikan lagi. Hidup itu maju kedepan, seburuk apapun masa lalumu itulah yang membentuk karaktermu dimasa depan. Dan sampai saat ini saya masih percaya esok tetap terang.” Hay Orang yang saat ini mengisi hati 
Ya begitulah dia, satu lagi hal yang ia kuasai adalah menuliskan kata-kata. Ya semacam puisi dan sejenisnya. Pernah diam-diam aku membawa kertas yang berisikan tulisannya. Hehehhe dasar aku  
Ya gimana ya karena kertasnya tak terpakai dan nantinya akan terbuang, untuk itu aku kantongilah dalam saku celanaku. Jadi begini kata-katanya.

“Kau bilang itu indah,
Dia bilang itu Cuma bantuan,
Mereka bilang itu hanya patut ditertawakan
Bukan soal salah siapa
Hanya sudut pandang KU, MU, KITA, MEREKA yang berbeda
Lalu apakah harus disamakan?”

Kudus, 22 Juli 2019
Hay
*****
Setiap kali aku menjalankan moment tertentu yang ku anggap spesial aku selalu menuliskannya pada buku diaryku, ya karena hanya itu teman curhat yang selalu ada untukku. Ini misalnya
Mt. Andong 1726 Mdpl
2 Juli 2019
Aku menuliskan tulisan pada selembar kertas yang bertuliskan
“Hanya ingin memberi tahu, kalau aku mulai nyaman denganmu”
Tulisan itu kata ambil dengan kamera ponselku dengan background dirimu dibelakangnya. Ya aku memotretnya secara diam-diam saat perjalanan turun gunung. Ini pertama kalinya kita pergi berdua dan menghabiskan detik, menit, jam, serta hari bersama. Ya kalau ditanya bagaimana rasanya? Aku tak tahu yang jelas itu membuatku candu.... tapi biarpun begitu kita tak boleh lupa untuk mencintai seseorang dengan sewajarnya saja jangan berlebihan. Kalaupun nanti tak jadi milik kita, ya itu biar semsta saja yang menjawabnya, karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada takdir kita selanjutnya. Nikmati saja prosesnya, tak usah mengeluhkan bagaimana nanti hasilnya. Intinya selalu bersyukur dan berdo’a. bagaimanapun nantinya itulah rencana terbaik Tuhan yang dipercayakan untukmu. Jadi jangan pernah mengeluhkan hal yang kamupun juga tak tahu bagaimana kedepannya. SemangArt!!!!!!
Ceritaku masih panjang tapi, waktuku belum cukup untuk menuliskannya lagi, salam dariku untukmu. A.R yang selalu merindukan Kemilau kehangatan